Kiblat

Sejarah

Pada mulanya, kiblat mengarah ke Yerusalem. Menurut Ibnu Katsir,[1] Rasulullah SAW dan para sahabat shalat dengan menghadap Baitul Maqdis. Namun, Rasulullah lebih suka shalat menghadap kiblatnya Nabi Ibrahim, yaitu Ka’bah. Oleh karena itu beliau sering shalat di antara dua sudut Ka’bah sehingga Ka’bah berada di antara diri beliau dan Baitul Maqdis. Dengan demikian beliau shalat sekaligus menghadap Ka’bah dan Baitul Maqdis.

Setelah hijrah ke Madinah, hal tersebut tidak mungkin lagi. Ia shalat dengan menghadap Baitul Maqdis. Ia sering menengadahkan kepalanya ke langit menanti wahyu turun agar Ka’bah dijadikan kiblat shalat. Allah pun mengabulkan keinginan beliau dengan menurunkan ayat 144 dari Surat al-Baqarah:

Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (Maksudnya ialah Nabi Muhammad SAW sering melihat ke langit mendoa dan menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke Baitullah).[2]

Juga diceritakan dalam suatu hadits riwayat Imam Bukhari:[3]

Dari al-Bara bin Azib, bahwasanya Nabi SAW pertama tiba di Madinah beliau turun di rumah kakek-kakek atau paman-paman dari Anshar. Dan bahwasanya beliau shalat menghadap Baitul Maqdis enam belas atau tujuh belas bulan. Dan beliau senang kiblatnya dijadikan menghadap Baitullah. Dan shalat pertama beliau dengan menghadap Baitullah adalah shalat Ashar dimana orang-orang turut shalat (bermakmum) bersama beliau. Seusai shalat, seorang lelaki yang ikut shalat bersama beliau pergi kemudian melewati orang-orang di suatu masjid sedang ruku. Lantas dia berkata: “Aku bersaksi kepada Allah, sungguh aku telah shalat bersama Rasulullah SAW dengan menghadap Makkah.” Merekapun dalam keadaan demikian (ruku) merubah kiblat menghadap Baitullah. Dan orang-orang Yahudi dan Ahli Kitab senang beliau shalat menghadap Baitul Maqdis. Setelah beliau memalingkan wajahnya ke Baitullah, mereka mengingkari hal itu. Sesungguhnya sementara orang meninggal dan terbunuh sebelum berpindahnya kiblat, sehingga kami tidak tahu apa yang akan kami katakan tentang mereka. Kemudian Allah yang Maha Tinggi menurunkan ayat “dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu” (al-Baqarah, 2:143).[2]

Hal itu terjadi pada tahun 624. Dengan turunnya ayat tersebut, kiblat diganti menjadi mengarah ke Ka’bah di Mekkah. Selain arah shalat, kiblat juga merupakan arah kepala hewan yang disembelih, juga arah kepala jenazah yang dimakamkan.

Penentuan arah kiblat

Perhitungan geometris arah kiblat

Dalam 1000 tahun terakhir, sejumlah matematikawan dan astronom Muslim seperti Biruni telah melakukan perhitungan yang tepat untuk menentukan arah kiblat dari berbagai tempat di dunia. Seluruhnya setuju bahwa setiap tahun ada dua hari dimana matahari berada tepat di atas Ka’bah, dan arah bayangan matahari dimanapun di dunia pasti mengarah ke Kiblat. Peristiwa tersebut terjadi setiap tanggal 28 Mei pukul 9.18 GMT (16.18 WIB) dan 16 Juli jam 9.27 GMT (16.27 WIB) untuk tahun biasa. Sedang kalau tahun kabisat, tanggal tersebut dimajukan satu hari, dengan jam yang sama.

Tentu saja pada waktu tersebut hanya separuh dari bumi yang mendapat sinar matahari. Selain itu terdapat 2 hari lain dimana matahari tepat di “balik” Ka’bah (antipoda), dimana bayangan matahari pada waktu tersebut juga mengarah ke Ka’bah. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 28 November 21.09 GMT (4.09 WIB) dan 16 Januari jam 21.29 GMT (4.29 WIB)

http://id.wikipedia.org/wiki/Kiblat

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Meralat Fatwa Arah Kiblat

Majelis Ulama Indonesia (MUI) meralat fatwa yang mereka terbitkan mengenai arah kiblat saat melaksanakan salat bagi umat Muslim. Semula, arah kiblat mengarah ke Barat. Sekarang menjadi ke arah Barat Laut. Ada penyempurnaan.

Demikian pernyataan Ketua Komisi Fatwa MUI, Anwar Ibrahim di tvone, Kamis 15 Juli 2010. Beliau menolak jika pergeseran arah salat ini disebut sebagai perubahan.

Oleh karena itu MUI mengimbau seluruh masjid di Indonesia untuk menera ulang arah kiblat 14-18 Juli 2010. MUI juga menghimbau agar setiap masjid menyesuaikan dengan letak geografis masing-masing. Namun MUI tidak menetapkan skala derajat pergeserannya. Penyempurnaan ini menurutnya dibantu dengan teknologi.

Arah kiblat untuk salat ini sempat menjadi perdebatan beberapa waktu lalu. Salah satu penyebabnya adalah gempa. Departemen Agama (Depag) menengarai ada 70% masjid di Indonesia yang arah kiblatnya melenceng dari yang seharusnya. Hal itu disebabkan pergeseran bumi, salah satunya akibat gempa bumi.

Untuk itu, Depag menginstruksikan kepada kantor wilayah Depag hingga kabupaten untuk melakukan pengukuran kembali arah kiblat. Instruksi tersebut diungkapkan Kepala Bidang Urusan Islam Kanwil Depag Provinsi Jawa Timur, H Abdul Hafid SH MHi.

Karena itu, pihaknya meminta agar ada pengukuran kembali. Sebab, kata dia, jika terjadi pergeseran 1 derajat saja, maka perbedaanya bisa berjarak 114 kilometer dari Baitullah.

Sumber : vivanews

Peripheral Scanner

Definisi Scanner

Peripheral Scanner merupakan salah satu peralatan yang digunakan untuk melakukan entry data grafis ke dalam sistem komputer. Image scanner melakukan pemindaian (scan) suatu obyek gambar atau dokumen dan mengkonversinya ke dalam bentuk digital.

Scanner dapat dijalankan dengan 1-bit (binary digit / angka biner), 8-bit (256 warna), dan 24 bit (lebih dari 16 juta warna), menggunakan scanner dengan bit yang besar, maka akan diperoleh kwalitas yang lebih baik.

Scanner dapat bekerja dengan dilengkapi peralatan tambahan yaitu :

  1. Kabel data . Digunakan untuk menghubungkan antara scanner dengan komputer. Dua jenis kabel data yang sering digunakan dalam scanner yaitu : USB (Universal Serial Bus) atau Parallel.
  2. Power Supply . Menghubungkan scanner dengan sumber listrik. Terdiri dari adaptor dan kabel penghubung tegangan ke scanner.

Faktor utama dalam pemilihan scanner adalah :

  1. Dynamic range (rentang nada) yaitu banyaknya gray level (tingkat abu-abu) dari bagian paling terang dan paling gelap di dalam suatu gambar.
  2. Mata dari scanner atau CCD (charge-coupled device) yang menentukan banyaknya data yang dapat ditangkap oleh scanner

Ada 2 macam type Scanner yaitu :

  1. Magnetic Ink Character Recogniton (MICR) Reader
  2. Optical Macnetic Reader (OMR)

Sejarah Perkembangan Komputer

Mengenal Printer dan Teknologinya

Teknologi Printer

Dari waktu ke waktu, teknologi printer terus berkembang sehingga mau tidak mau bagi seseorang yang selalu berhubungan dengan komputer dan peralatan lainnya harus terus mengikuti perkembangan tersebut. Printer dalam bahasa Indonesianya berarti pencetak (alat cetak). Istilah ‘printer’ saat ini sering digunakan untuk menyebut alat cetak yang terhubung dengan komputer. Untuk menghubungkan printer dengan komputer diperlukan sebuah kabel yang terhubung dari printer ke CPU komputer. Saat ini, merk produk printer yang sering digunakan diantaranya adalah Epson, Hewlett Packard (HP), Canon, Lexmark dan masih banyak lagi. Untuk mengetahui lebih jelas tentang fungsi, jenis printer dan cara kerja printer, silahkan membaca kelanjutan artikel ini.

Fungsi printer

Printer adalah salah satu hardware (perangkat keras) yang terhubung ke komputer dan mempunyai fungsi untuk mencetak tulisan, gambar dan tampilan lainnya dari komputer ke media kertas atau sejenis. Istilah yang dikenal pada resolusi printer disebut dpi (dot per inch). Maksudnya adalah banyaknya jumlah titik dalam luas area 1 inci. Semakin tinggi resolusinya maka akan semakin bagus cetakan yang dihasilkan. Sebaliknya, jika resolusinya rendah maka hasil cetakan akan buruk / tidak bagus.

Jenis Printer

Printer Dot-Matrix

Printer Dot-Matrix adalah pencetak yang resolusi cetaknya masih sangat rendah. Selain itu ketika sedang mencetak, printer jenis ini suaranya cenderung keras serta kualitas untuk mencetak gambar kurang baik karena gambar yang tercetak akan terlihat seperti titik-titik yang saling berhubungan. Umumnya, printer jenis dot-matrix juga hanya mempunyai satu warna, yaitu warna hitam. Tetapi saat ini printer ini masih banyak digunakan karena memang terkenal ‘bandel’ (awet). Kelebihan lainnya, pita printer dot-matrix jauh lebih murah dibandingkan dengan toner (tinta) untuk printer jenis inkjet dan laserjet.

InkJet Printer

Inkjet printer adalah alat cetak yang sudah menggunakan tinta untuk mencetak dan kualitas untuk mencetak gambar berwarna cukup bagus. Kecepatan mencetak jumlah halaman pada printer Inkjet tidak sama, tergantung pada jenis merk printer tersebut. Tetapi pada inkjet printer, hasil cetakan lebih lama keringnya jika dibandingkan dengan laser printer.

Laser Printer

Sebagian dari laser printer bentuknya mirip dengan mesin fotokopi. Daya cetaknya juga cukup banyak bisa mencapai lebih dari 10 lembar per menit. Kualitas hasil cetak laser printer pun sangat bagus, sehingga mirip sekali dengan aslinya. Selain itu hasil cetakan cepat kering. Tetapi harga printer ini cukup mahal.

KEBUSUKAN PARA PENDETA

Pertanyaan:

Saya mendapat selebaran yang isinya berupa keterangan beberapa ayat al-Quran, diantaranya disebutkan bahwa Khadijah isteri pertama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah seorang Nashrani (Kristen), Paman Khadijah, Waraqah adalah Nashrani (Kristen). Qs. Ali Imran : 45 menyatakan bahwa Alloh menciptakan Isa (Jesus) dari kalimat-Nya. Jesus akan berkuasa di dunia dan di akhirat. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menegakkan Taurat dan Injil. Dalam selebaran itu pun disebutkan keterangan dari hadits Muslim bahwa Isa anak Maryam akan menjadi hakim yang adil. Mohon penjelasan !

Jama’ah-Parongpong Bandung

Jawaban :

Orang Kristen itu sejak awal sudah menampakkan i’tikad yang tidakbaik, mereka suka menjajah negara-negara yang berpenduduk Islam. Indonesia sendiri dijajah oleh mereka lebih dari 350 tahun, mereka mendirikan gereja, lembaga pendidikan, panti-panti. Tapi tidak ada yang tertarik kecuali orang-orang bodoh tentang Islam. Kini mereka beralih membujuk orang-orang miskin dengan materi, dan membeli lahan-lahan pegunungan.

Perlu kita yakini bahwa Yahudi dan Nashrani sampai kapan pun akan membenci Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan umatnya, Firman Alloh Qs. al-Baqarah/2:120

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Firman Alloh pada Qs. al-Baqarah/2:109

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dari ayat ini jelas sekali bahwa Yahudi dan Nashrani itu kafir, musuh Islam. Yang namanya musuh akan selalu menyalahkan dan berupaya menghancurkan. Apa pun yang mereka katakan tentang agama jangan dipercaya walaupun tentang agama mereka. Sepanjang sejarah, mereka selalu mengubah ayat-ayat Kitab disesuaikan dengan hawa nafsu mereka. Para rahib Yahudi mengubah ayat-ayat Taurat dan para pendeta Nashrani mengubah ayat-ayat Injil. Mereka itu cemburu sebab tidak ada kitabnya yang asli. Menurut pengakuan Abu Luthfi, mantan pendeta yang masuk Islam, “Kitab Kristen itu berubah-ubah” Dia memperlihatkan bukti-buktinya dengan membuka Bibel. Sebab itu haram hukumnya percaya kepada pernyataan Yahudi dan Nashrani tentang Islam. Kini mereka berupaya merusak Kitab Alloh yang terakhir, al-Quran, melalui penafsiran mereka yang tidak tahu sama sekali tentang Ulumul Quran. Al-Quran itu Kitab Alloh yang kekal yang dijamin Alloh kelestariannya selama-lamanya

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Qs. al-Hijr/15:9)

Jika mereka berdalih dengan al-Quran berarti harus percaya bahwa semua nabi beragama Islam, sebab al-Quran menyatakan demikian. Firman-Nya,

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَاب

ِSesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Qs. Ali Imran/3:19)

فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kami lah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.(Qs. Ali Imran/3:52)

وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى الْحَوَارِيِّينَ أَنْ آمِنُوا بِي وَبِرَسُولِي قَالُوا آمَنَّا وَاشْهَدْ بِأَنَّنَا مُسْلِمُونَ

Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. Mereka menjawab: “Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)”.(Qs. Al-Maidah/5:111)

Ayat-ayat al-Quran saling menafsirkan satu sama lain. Haram hukumnya menafsirkan ayat berdasarkan ra’yu (pendapat), sementara ada ayat lain, hadits, atau atsar shahabat yang menjelaskan maksud ayat tersebut. Apalagi ayat itu ada yang mutasyabbihat, yaitu ayat yang samar artinya, bahkan selintas bisa ditafsirkan sebaliknya, sehingga maksudnya menyalahi yang sebenarnya. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala dalam Qs. Ali Imran/3: 7

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلا أُولُو الألْبَابِ

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari isi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Qs. Ali Imran/3:7)

Dengan adanya ayat mutasyabbihat, Alloh hendak menguji manusia; apakah ia beriman kepada ayat itu atau mempermainkannya. Orang-orang Kristen tidak hanya bengkok hatinya melainkan busuk, mereka mencari ayat-ayat mutasyabbihat di antaranya ayat 45 surat Ali Imran.

إِذْ قَالَتِ الْمَلائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). (Qs. Ali imran/3:45)

Pada ayat itu ada kata BIKALIMATIN MINHU (dengan kalimat dari-Nya). kata ini diartikan ANAK dari-Nya, padahal kata-kata yang jelas setelahnya yaitu ISA BIN MARYAM. Ayat muhkamat yang menjelaskan diantaranya Qs. al-Ikhlash, bahwa Alloh itu tidak punya anak dan tidak pula punya ayah ibu. Pada Qs. an-Nisaa/4:171 disebutkan:

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلا تَقُولُوا ثَلاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.

Adapun kata yang terkemuka di dunia dan di akhirat; Nabi Isa terkenal karena tidak punya ayah seperti Adam, sedangkan di akhirat, nanti beliau akan datang lagi pada hari kiamat. Dalam hadits yang diriwayatkan para imam Muhaddits diantaranya al-Bukhari dan Muslim diterangkan, telah bersabda Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

وَالَّذِي نَفِسْي بِيَدِهِ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً، فَيَكْسِرَ الصَّلِيْبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيْرَ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ، وَيَفِيْضَ الْمَالُ حَتَّى لاَيَقْبَلَهُ أَحَدٌ، حَتَّى تَكُوْنَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا. ثُمَّ يَقُوْلُ أَبُوْا هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوْا إِنْ شِئْتُمْ (وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا)

Demi diriku ada ditangan-Nya, sebentar lagi akan turun kepadamu Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil; Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, membekukan upeti, membagikan harta sehingga tidak ada seorang pun yang menerimanya, sehingga satu kali sujud lebih baik daripada dunia dan segala isinya. Kata Abu Hurairah, bacalah (Qs. An-Nisaa/4:159)

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.

Nanti pada hari kiamat Nabi Isa akan terkenal, karena beliau turun sebagai hakim yang adil, kemudian menghancurkan salib yang selalu disembah-sembah oleh orang-orang yang meyakini bahwa Isa wafat ditiang salib. Membunuh babi yang suka di makan orang Kristen.

Jika mereka berani berdialog dengan kita, ajaklah untuk bermubahalah, Firman Alloh Ta’ala:

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ-الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ-فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.-(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.-Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (Qs. Ali Imran/3:59-61)

Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda pendapat mendo’a kepada Alloh dengan bersungguh-sungguh, agar Alloh menjatuhkan laknat kepada pihak yang berdusta. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengajak utusan Nashrani Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani dan ini menjadi bukti kebenaran Beliau dan kebohongan mereka.

Sumber: Majalah Da’wah Islamiyah Risalah No.

10 Th. 45 Muharram 1429 / Januari 2008

SALAFI

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum Wr Wb

.

Akhir-akhir ini banyak buku2 yang muncul dengan merujuk pada manhaj salafi. Misalnya buku2 karangan Bin Baz, Utsaimi dll. Bagaimana menyikapi hal ini?

Wassalmu’alaikum w.w

Ita Moerad

Jawaban :

Bismillahirrahmanirrahim

Alquran dan Sunah telah mengisyaratkan adanya perbedaan-perbedaan pendapat, dan tidak setiap pendapat itu benar. Karena itu Allah telah mengarahkan bagaimana cara mensikapi perbedaan-perbedaan pendapat itu.

Az-Zumar, An-nisa,

لَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو اْلأَلْبَاب

Yaitu orang-orang yang mendengarkan dengan sebaik-baiknya serta mengikuti yang terbaiknya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk dan mereka itulah ulul albab. Q.s. Az-Zumar : 18.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan pemimpin dari kalian. Jika kalian berselisih akan sesuatu, kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu sebaik-baik dan sebagus-bagus pengartian.Q.s. An-nisa : 59

عَنْ أَبِي شُرَيْحٍ الْخَزَّاعِيّ قَالَ : خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه و سلم فَقَالَ : أَْشِرُوا وَأَبْشِرُوا أَلَيْسَ تَْشْهَدُونَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ؟ قَالُوا: نَعَمْ قَالَ: فَإِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ سَبَبُ طَرْفِهِ بِيَدِ اللهِ وَطَرْفِهِ بِأَيْدِيكُمْ فَتَمَسَّكُوا بِهِ فَإِنَّكُمْ لَنْ تَضِلُّوا وَلَنْ تَهْلِكُوا بَعْدَهُ أَبَدًا .ابن حبان

Dari Abu Syureh Al-Khazza’i, ia berkata,”Rasulullah saw. keluar menemui kami lalu bersabda,’Bergembirala! Bergembiralah! Bukankah kalian bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku utusan Allah?’ Mereka menjawab,’Ya’ Beliau bersabda,’Sesungguhnya Al-Quran ini sebab satu ujungnya di tangan Allah dan satu ujungnya lagi di tangan kalian. Berpegangteguhlah dengannya, karena setelah itu kalian tidak akan tersesat selama-lamanya.’” H.r. Ibnu Hiban, I : 329

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه و سلم خَطَبَ النَّاسَ فِي حَجَّةِ الوَدَاعِ فَقَالَ : قَدْ يَئِسَ الشَّيْطَانُ بِأَنْ يُعْبَدَ بِأَرْضِكُمْ وَلَكِنَّهُ رَضِيَ أَنْ يُطَاعَ فِيمَا سِوَى ذَلِكَ مِمَّا تُحَاقِرُونَ مِنْ أَعْمَالِكُمْ فَاحْذَرُوا يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي قَدْ مَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوا أَبَدًا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ صلى الله عليه و سلم . رواه الحاكم، المستدرك على الصحيحين

Dari Ibnu Abbas bahwasannya Rasulullah saw. berkhotbah kepada orang-orang pada haji wada’, beliau bersabda,”Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah di bumi kalian ini. Tetapi ia masih rela untuk ditaati tentang selain itu. Yaitu dari yang kalian anggap enteng dari amal-amal kalian. Maka hati-hatilah wahai manusia. Sesungguhnya aku sungguh telah jika kalian berpegang teguh padanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya. Yakni kita Allah dan sunah Nabi-Nya.’” H.r. Al-Hakim., Almustadrak ‘alash shahihain, I : 171

Hadis seperti ini diriwayatkan pula oleh Al-Bukhari dan Muslim dengan perbedaan lafal.

َقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: مَا تَقُولُونَ إِنْ كَانَ شَيْءٌ مِنْ أَمْرِ دِنْيَاكُمْ فَشَأْنُكُمْ بِهِ وَإِنْ كَانَ شَيْءٌ مِنْ أَمْرِ دِينِكُمْ فَإِلَيَّ . رواه إبن خزيمة

Rasulullah saw. bersabda,”Apa yang kalian katakan, jika sesuatu itu dari urusan keduniaan kalian maka kalianlah pemegang urusannya dan jika jika sesuatu itu dari urusan agama kalian, maka kepadaku.” H.r. Ibnu Khuzaimah, I : 214.

Berdasarkan keterangan ayat-ayat dan hadis di atas jelas sekali bahwa sumber hukum hanyalah Alquran dan As-Sunnah. Dan tentu saja tidak dibenarkan dalam urusan agama menjadikan suatu manhaj sebagai sumber hukum Selain Alquran AsSunnah.

عَنِ مُعَاذٍ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم لَمَّا بَعَثَهُ قَالَ: كَيْفَ تَقْضِي؟ قََالَ: أَْقْضِي بِكِتَابِ اللهِ. قَالَ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ كِتَابٌ؟ قَالَ: أَقْضِي وَعِشْرُونَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: فَإِنْ لَمْ تَكُنْ سُنَّةً مِنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه و سلم؟ قَالَ: أَجْتَهدُ بِرَأْيِي: قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه و سلم: اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي وَفَقَ رَسُولَ رُسُولِ اللهِ.

Dari Muadz bin Jabal bahwasannya Rasulullah saw. ketika mengutusnya bersabda, ‘Bagaimana engkau menetapkan keputusan?’ Ia menjawab Aku menetapkan keputusan dengan kitab Allah.’ Jika tidak ada di dalam kitab?’ Ia menjawab,’Aku menetapkan dengan Sunah Rasululah saw.’ beliau bertanya lagi,’Jika tidak ada di dalam As-Sunah?’ Ia menjawab,’Aku berijtihad dengan pikiranku.’” H.r. Mushanaf Ibnu bu Syaibah, VI : 13

Dan beliau tidak sama sekali menyebut manhaj salafi sebagai sumber hukum.

Wallahu A’lam

KERASUKAN JIN

Pertanyaan:

Bismillah,

Apakah manusia bisa kerasukan jin/jin bisa masuk pada tubuh manusia (Kesurupan)?, Apakah hadits berikut mengindikasikan bahwa manusia bisa kesurupan :

Utsman bin Abi al-’Ash r.a. berkata, ketika aku bekerja untuk Rasulullah saw. di Thaif, tiba-tiba aku melihat sesuatu dalam shalatku, sampai-sampai aku tidak tahu sedang shalat apa. Maka setelah kejadian itu aku menemui Rasulullah saw. Rasulullah berkata, ”Ibnu Abi al-’Ash?” Aku menjawab, ”Benar, ya Rasulullah.” Rasul bertanya, ”Apa yang membuatmu datang ke sini?” Aku menjawab, ”Wahai Rasulullah, aku melihat sesuatu dalam shalatku sampai-sampai aku tidak tahu sedang shalat apa.” Nabi bersabda, ”Itu adalah setan (jin). Mendekatlah padaku!” Maka aku pun mendekat kepada Nabi, lalu aku duduk. Ibnu Abi al-’Ash berkata, ”Lalu Nabi memukul dadaku dengan tangannya dan meniup mulutku sambil berkata, ”Keluarlah musuh Allah!” Nabi melakukannya sebanyak tiga kali. Lalu Nabi berkata, ”Teruskanlah pekerjaanmu.” (H.R. Ibnu Majah 2:273 dan disahihkan Imam al-Bani)

Atas jawaban ustdaz Ana ucapkan terima kasih.

Wassalam

A. Haris

Jawaban :

Bismillahirrahmaanirrahiim

Kesurupan berasal dari bahasa sunda, yaitu surup. Surup asal artinya pantas atau serasi. Tetapi menjadi tenggelam bila disambung dengan panon poe atao bulan. Seperti surup panon poe. Adapun bila menjadi nyurup akan berarti roh halus, jin dll. ke dalam badan manusia. Maka dikenallah bahasa kasurupan dan di bahasa indonesiakan menjadi kesurupan atau kerasukan. Kamus lengkap bahasa sunda-Indinesia, Indonesia Sunda, Sunda-sunda. Susunan drs. Budi Rahayu Tamsyah Spk.

Di dalam bahasa inggris disebut trance yang berarti keadaan mabuk atau kemasukan roh atau setan.

Di dalam disiplin ilmu kedokteran dikenal dua istilah, yaitu hipnosa dan disosiasi

Hipnosa ialah kesadaran yang sengaja diubah (menurun dan menyempit, artinya hanya menerima rangsang dari sunber tententu). Melalui sugesti, mirip dengan tidur dan sangat mudah untuk disugesti. Setelah itu bila terus berlanjut dapat timbul amnesia.

Disosiasi ialah sebagaian tingkah laku atau memisahkan diri secara psikologik dari kesadaran. Kemudian terjadi amnesia sebagaian atau total.

Disosiasi ini dapat berupa TRANS (trance), yaitu keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap lingkungan yang biasanya mulai dengan mendadak : mungkin terjadi imobilitas dan roman muka yang bengong/kehilangan akal atau melamun. Dapat ditimbulkan karena hipnosa atau depresi. (disarikan dari makalah singkat dr.Hari Rayadi Mrs.av.)

Inilah yang oleh orang-orang berkepercayaan syirik kesurupan atau kerasukan jin, roh halus atau hantu.

Adapun jin adalah satu makhluk gaib.

اَلجِنُ : عَالَمٌ غَيْرُ مَرْئِيٍ لِلْبَشَرِ حَسْبُ أَصْلِ خَلْقَتِهِ ، فَهُمْ مِنْ عَالَمِ الأَثِيرِ وُجُودٌ بِلاَ ظِلٍّ غَبْرُ قَابِلِينَ لِرُؤْيَةِ البَشَرِ ، فَالجِنُّ حَقِيقَةٌ وَاقِعَةٌ غَيْرٌ مَنْظُورَةٍ لَنَا بِدَلِيل قَوْلِ اللهِ تَعَالَى : {إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ }

Jin adalah alam yang tidak terlihat bagi manusia sesuai asal penciptaannya. Mereka adalah alam maya yang wujud tanpa bayangan, tidak untuk dilihat oleh manusia. Maka jin hakikat yang nyata tidak terlihat bagi kami dengan dalil Firman Allah : – Sesungguhnya ia dan kaumnya melihat kamu dengan keadaan yang kamu tidak dapat melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan Syaitan-syaitan itu teman rapat bagi orang-orang yang tidak beriman.

Adapun pengertian gaib:

الَغَيْبُ : مَالاَ يَقَعُ تَحْتَ الحَوَاسِ وَلاَ تَقْتَضِيهِ بِدَايَةُ العُقُولِ وَ إِنِّمَا يُعْلَمُ بِخَبَرِ الأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ

Gaib ialah sesuatu yang tidak terjangkau oleh panca indera, tidak akan dapat disimpulkan oleh ketinggian akal, dan hanyalah dapat diketahui dengan melalui kabar-kabar para nabi alahimus salam. Ar- Ragib : 717.

Keterangan ini berdasarkan ayat-ayat sebagai berikut :

عَالِمُ الغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أحدا إِلاَّ مَنْ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا(27)

Ia Yang Maha mengetahui gaib, maka Ia tidak akan menampakkan atas kegaiban itu kepada seorang pun, melainkan kepada Rasul yang di redaiNya. Maka Ia mengadakan di hadapan dan di belakang Rasul itu malaikat-malaikat yang menjaga dan mengawasinya. Q.s. Al-jin : 27

Oleh karena itu di dalam ayat lainnya Rasulullah saw, diperintah oleh Allah swt. untuk menyampaikan ayat,


قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِندِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
(50)

Katakanlah (wahai Muhammad); “Aku tidak mengatakan kepada kamu (bahawa) perbendaharaan Allah ada di sisiku, dan aku pula tidak mengetahui perkara-perkara yang ghaib; aku juga tidak mengatakan kepada kamu bahawasanya aku ini malaikat, aku tidak menurut melainkan apa yang diwahyukan kepadaku”. Bertanyalah (kepada mereka): “Adakah sama orang yang buta dengan orang yang celik? Tidakkah kamu mahu berfikir?” Al-an’am : 50.

Demikian pula beliau mengetahui sedikit tentang jin setelah diberi wahyu oleh Allah swt. tentangnya.

قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنْ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا (1)

Katakanlah (wahai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku, bahwa sesungguhnya: satu rombongan jin telah mendengar (Al-Quran yang aku bacakan), lalu mereka (menyampaikan hal itu kepada kaumnya dengan) berkata: `Sesungguhnya kami telah mendengar Al-Quran (sebuah Kitab Suci) yang susunannya dan kandungannya sungguh menakjubkan!. Q.s.aljin : 1

Berdasarkan keterangan-keterangan ini jelas sekali bahwa jin termasuk makhluk gaib. Dan Rasulullah saw. pun mengetahui hal itu hanya merupakan wahyu.

Jadi, haruslah dibedakan antara jin dengan iblis. Dan malaikat, Iblis, dan jin termasuk jenis jin. Mereka adalah makhluk gaib yang tidak akan dapat dilihat atau dirasakan oleh panca indra manusia.

Adapun mengenai bisikan-bisikan yang buruk atau bisikan yang memerintah manusia kepada kemaksiatan, tentu itu merupakan bisikan setan, baik yang berasal dari bangsa jin ataupun manusia.. Dengan demikian, mustahil jin dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Tegasnya mereka hanya dapat mengerjakan yuwaswisu fi shudurinnas.

Adapun mengenai hadis

Kejadian yang dialami oleh Usman bin Abu al-Ash, ia ditepuk dadanya yang diganggu setan di dalam salatnya, bahkan sampai ia lupa sedang salat apa adalah kejadian sering dialami oleh yang sedang salat. Itulah gangguan setan. Lalu Rasulullah saw. memukul dada Usman sambil ditiupnya mulut Usman oleh beliau seraya bersabda,”Keluarlah wahai musuh Allah.!”

Cara ini pun sering dilakukan oleh Rasulullah saw. untuk menguatkan mental atau batin sahabat yang memiliki masalah mental. Umpamanya di dalam hadis Ahmad, Al-Bukhari, dan Muslim diceritakan bahwa ketika Fatimah putri Rasulullah saw. merasa kesulitan dan berat mengurusi pekerjaan rumah tangga, lalu ia meminta agar Rasulullah saw. memberinya seorang pembantu, Rasulullah saw. tidak memberinya pembantu, tetapi beliau menekan dada Fatimah dengan lutut beliau dan Fatimah diperintah membaca zikir tertentu sebelum tidur.”

Tentu saja walaupun Rasulullah saw. menekan dada Fatimah dengan lututnya, hal itu sama dengan Rasulullah saw. memukul dada Usman dan meniup mulutnya. Artinya, kemalasan, perasaan tidak mampu menghadapi pekerjaan keseharian sebagai ibu rumah tangga merupakan penyakit yang dimasukkan oleh setan ke dalam hati manusia. Hal ini seperti sering kehilangan kekhusyuan di dalam salat.

Jadi cara Rasulullah saw. ini adalah cara mendorong mental agar menjadi kuat dengan melalui sugesti.

Jadi sering terganggu/diganggu setan di dalam salat adalah merupakan hal yang buruk dan harus dihilangkan. Karena jangankan melamun akibat melihat sesuatu, hanya menoleh pun di dalam salat sudah dikatakan dicuri sesuatu dari salatnya oleh setan.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الِالْتِفَاتِ فِي الصَّلَاةِ فَقَالَ هُوَ اخْتِلَاسٌ يَخْتَلِسُهُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلَاةِ الْعَبْدِ

Dari Aisyah, ia berkata,”Saya bertanya kepada Rasulullah saw. tentang menoleh di dalam salat, beliau menjawab,’Itu adalah pencurian yang dilakukan oleh setan dari salat seorang hamba.” H.r. Al-Bukahri. 709.

Jadi, janganlah karena jin tidak dapat bertindak apa-apa kepada manusia, lalu selalu menjadi sasaran. Yang jelas setan itu selalu membisikan hal-hal buruk kepada manusia, maka janganlah diikuti dan harus dilawan

 Wallahu a’lam

Wassalaam

Sumber: http://www.persis.or.id 26 Juni 2008

ABU THALIB MUSLIM ?

Pertanyaan:

Apakah benar Abdul Muththalib paman Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat dalam keadaaan non-muslim? Berdosakah bila tidak percaya seandainya betul Abdul muththalib meninggal nya non-muslim ?

Idin Sahidin-Gunung Tanjung Tasikmalaya

Jawaban :

Abdul Muththalib bukan paman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, paman beliau bernama Abu Thalib. Abdul Muththalib adalah kakek Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari pihak ayah. Pada usia beliau delapan tahun kakeknya meninggal. Mana mungkin Abdul Muththalib menganut Islam yang dibawa cucunya, sedangkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus menjadi Rasul pada usia 40 tahun. Apa yang mendasari saudara berkeyakinan bahwa Abdul Muththalib muslim ?

Abu Thalib adalah paman beliau, putra Abdul Muththalib. Ada beberapa riwayat tentang wafatnya Abu Thalib bin Abdul Muththalib, diantaranya adalah:

أَنَّ أَبَا طَالِبٍ لَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ دَخَلَ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِنْدَهُ أَبُوْا جَهْلٍ فَقَالَ: أَيْ عَمِّ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللهِ. فَقَالَ أَبُوْا جَهْلٍ وَعَبْدُ اللهِ ابْنُ أَبْي أُمَيَّةَ يَاأَبَا طَالِبٍ، تَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَالاَ يُكَلِّمَانِهِ حَتَّى قَالَ آخِرَ شَيْئٍ كَلَّمَهُمْ بِهِ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَالَمْ أُنْهَ عَنْهُ. فَنَزَلَتْ (مَا كَانَ لِلنَّبِىِّ وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا أَنْ يَسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْا أُوْلِى قَرْبَى مِنْ بَعْدِ مَاتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيْمِ) وَنَزَلَتْ (إِنَّكَ لاَ تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ) (رواه البخاري و مسلم و النّسائي)

Bahwa Abu Thalib, ketika datang tanda-tanda wafatnya, ditengok oleh Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di sana sudah ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah, sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Paman, ucapkanlah, LAA ILAAHA ILLALLAH dengan kalimat itu saya dapat berhujjah di hadapan Alloh (bahwa engkau adalah muslim)” Abu Jahal dan kawannya berkata, “Hai Abu Thalib, apakah engkau membenci millah (agama) Abdul Muththalib ?” Kedua orang itu terus menerus membujuk, sehingga akhir katanya adalah yang dianjurkan mereka yaitu atas millah Abdul Muththalib. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh saya akan memohon pengampunan untukmu andai saya tidak dilarang.” Lalu turunlah (Qs. at-Taubah/9 ayat 113)

مَا كَانَ لِلنَّبِىِّ وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا أَنْ يَسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْا أُوْلِى قَرْبَى مِنْ بَعْدِ مَاتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيْمِ

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni Jahanam.

Kemudian turun pula Qs. al-Qashash/28 ayat 56:

إِنَّكَ لاَ تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَآءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Qs. al-Qashash/28:56) (HR. al-Bukhariy, Muslim dan an-Nasa’iy)

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ أَبَا طَالِبٍ مَاتَ. فَقَالَ: اذْهَبْ فَوَارِهِ. قَالَ إِنَّهُ مَاتَ مُشْرِكًا. قَالَ:  اذْهَبْ فَوَارِهِ. فَلَمَّا وَارَيْتُهُ رَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ لِي: اغْتَسِلْ (رواه النّسائي)

Dari Ali bin Abi Thalib Radliyallahu ‘Anhu, bahwasannya ia mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, seraya berkata, “Bahwa Abu Thalib telah meninggal”. Sabda beliau, “Pergilah, kuburkan dia”. Kata Ali, “Ia meninggal dalam keadaan musyrik”. Sabda beliau, “Pergilah, kuburkan dia”. Setelah saya menguburnya, saya datang lagi kepada beliau, lalu katanya, “Mandilah”. (HR. an-Nasa’iy)

Jangan berkeyakinan tanpa dalil-dalil al-Quran dan al-Hadits shahih. Firman Alloh Ta’ala:

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Qs. al-Israa/17:36)

Dari kisah tentang Abu Thalib kita dapat mengambil pelajaran bahwa amal baik saja tanpa iman tidak cukup untuk menyelamatkan diri dari api neraka.

Sumber: Majalah Da’wah Islamiyah RISALAH no. 5 Th. 46 Sya’ban 1428 / Agustus 2008

Zakat usaha isi ulang pulsa

Bismillah, Bidgar Sosek kami membuka usaha isi ulang pulsa, pertanyaannya :

1. Apakah usaha tersebut kena wajib zakat?

2. Bagaimana cara menghitung zakatnya? Atas jawaban ustadz saya ucapkan Jazakallah. Wassalam

Abdul Haris

Jawaban

Diantara jenis usaha yang diwajibkan zakatnya adalah perdagangan atau jual beli. Tetapi apabila sifat usahanya hanya dalam bentuk membantu menjualkan barang orang, lalu mendapat prosentase atau upah, maka tidak dikenai kewajiban zakat.

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْمُرُنَا أَنْ نُخْرِجَ الصَّدَقَةَ مِنِ الَّذِي نُعِدُّ لِلْبَيْعِ-رواه ابو داود-

Dari Samurah bin Jundab r.a., ia berkata, “Adalah Nabi saw. memerintah kami untuk mengeluarkan zakat dari barang-barang yang kami sediakan untuk berdagang.” H.r. Abu Dawud

عن ابن عمرو بن حماس ان اباه قال مررت بعمر بن الخطاب ر وعلى عنقى ادمة احملها فقال عمر الا تؤدى زكاتك يا حماس؟ فقلت يا امير المؤمنين مالى غير هذه التى ظهرى واهبة في القرط فقال ذاك مال فضع قال فوضعتها بين يديه قحسبها قد جدها قد وجبت فيها الزكاة فاخذ فيها الزكاة

Dari Ibnu Amr bin Hammas sesungguhnya bapaknya mengatakan, “Aku lewat kepada Umar bin Khatab, sedang pada pundaku kulit-kulit yang aku pikul. Umar bertanya, ‘Sudahkan engkau keluarkan zakatnya wahai Hammas? Aku bertanya, ‘Wahai Amirul mukminin, saya tidak mempunyai barang dagangan selain yang ada pada pundaku ini, beberapa kulit mentah yang sedang disamak’ Maka Umar berkata, ‘Itulah barang dagangan, letakanlah! Lalu aku meletakan dihadapannya, lalu menghitungnya, lalu beliau dapatkan harta itu telah wajib dikeluarkan zakatnya, lalu beliau mengambilnya.’” H.r. Asy-Syafi’i, Al-Um 2:46

3. Pegawai yang hasilnya belum mencukupi kebutuhan pokok, apakah wajib infaq?

Bagi karyawan yang mendapatkan upah/gaji tidak terkena wajib zakat, akan tetapi tidak lepas dari kewajiban infaq. Namun apabila upah yang didapat itu untuk memcukupi kebutuhan pokok pun belum cukup, maka Allah memaafkannya dan tidak berdosa.

Sumber : persis.or.id

ALAM KUBUR

Tahapan-tahapan Kehidupan

Manusia adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dari [1] tanah (at-turab) dan ruh. Allah SWT membekalinya dengan hati, akal dan jasad, sehingga manusia memiliki tekad (al-‘azmu), ilmu dan amal. Dengan berbekal ketiganya manusia diberi amanah oleh Allah SWT, sebuah amanah yang makhluk-makhluk lain yang besar-besar, jauh lebih besar dari manusia, seperti langit, bumi dan gunung-gunung, menolak untuk menerimanya (33:72). Amanah yang diterima manusia berupa ibadah (51:56) yang merupakan tujuan penciptaannya dan khilafah (2:30) yang merupakan fungsi manusia di dunia. Kedua amanah ini kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di hari akhir.

Sesungguhnya manusia hidup bukan hanya di dunia saja, tetapi telah menjalani kehidupan lain sebelum ke dunia dan akan menjalani kehidupan lainnya lagi setelah di dunia. Itulah tahapan-tahapan kehidupan manusia. Allah SWT berfirman:

“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati (1), lalu Allah menghidupkan kamu (2), kemudian kamu dimatikan (3) dan dihidupkan-Nya kembali (4), kemudian kepada-Nya-lah kamu.” (2:28).

Secara garis besar penjelasan ayat di atas ditunjukkan oleh Tabel 1.

Tabel 1 Mengapa kamu kafir kepada Allah??

No

Potongan Ayat

Keterangan

1

padahal kamu tadinya mati

Mati

2

lalu Allah menghidupkan kamu

Hidup

3

kemudian kamu dimatikan

Mati

4

dan dihidupkan-Nya kembali

Hidup

5

kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan

Dikembalikan

Secara lebih rinci, seluruh tahapan kehidupan yang telah dan akan dialami manusia ditunjukkan oleh Tabel 2. Seluruh manusia akan mengalami 14 (empatbelas) alam, dari alam ruh hingga surga/neraka. 11 alam di antaranya adalah alam setelah manusia mati. Sungguh perjalanan yang sangat panjang menuju surga/neraka.

Tabel 2 Seluruh tahapan kehidupan manusia

AYAT

ALAM ANTARA

ALAM UTAMA

padahal

kamu tadinya mati

1) Alam Kesatu : ALAM ROH /ALAM ARWAH

yakni alam Awal manusia diciptakan dan tidak ada satupun manusia mengetahuinya karena bagi Allah SWT tidak ada batas Ruang / Waktu dan Tempat

lalu Allah menghidupkan kamu

2) Alam Kedua : ALAM RAHIM

yakni alam dimana manusia tercipta melalui suatu proses pembenihan di dalam Rahim/ kandungan yang lamanya sudah ditentukan 9 bulan

3) Alam Ketiga : ALAM DUNIA

yakni alam ujian sebagaimana yang kita sedang alami bersama sekarang ini.

kemudian  kamu dimatikan

4) Alam Keempat : ALAM SAKARATUL MAUT

yakni alam pada saat roh manusia dicabut oleh Allah swt yakni alam antara Dunia menuju alam kubur

5) Alam Kelima : ALAM KUBUR atau ALAM BARZAH,

yakni alam di mana manusia akan memperolah Siksa atau Nikmat kubur tergantung perbuatannya selama hidupnya di dunia sambil menunggu datangnya hari kiamat. Dan bagi yang memperoleh nikmat kubur,  mereka para ahlul kubur seperti tidur saja  layaknya

dan dihidupkan-Nya kembali

6) Alam Keenam : KIAMAT atau disebut AKHIR ZAMAN atau Yaumul Qiyamah yakni alam dimana Allah swt memusnahkan Bumi – mahluk hidup beserta seluruh isinya Lihat Situs kiamat

7) Alam Ketujuh: KEBANGKITAN

8) Alam Kedelapan : ALAM MASYHAR yakni alam dimana Manusia dibangkitkan kembali dari Alam Kubur oleh Allah swt serta berkumpul di Padang Masyhar dan masing masing manusia tidak mengenal satu sama lainnya

kemudian kepada-Nya lah kamu dikembalikan

9) Alam Kesembilan: BALASAN

10) Alam Kesepuluh: DIHADAPKAN KEPADA ALLAH DAN PERHITUNGAN

11) Alam Kesebelas: KOLAM

12) Alam Keduabelas: TIMBANGAN

13) Alam Ketigabelas: JALAN

14) Alam Kesembilan : SORGA DAN NERAKA

a) ALAM SORGA: alam kenikmatan bagi manusia yang selamat setelah dihisab oleh Allah SWT
b) ALAM NERAKA: alam kesengsaraan/siksaan bagi manusia yang tidak selamat setelah dihisab oleh Allah SWT

Alam Kubur (Al-Barzakh)

Alam kubur disebut juga alam barzakh (dinding), karena kubur adalah dinding yang memisahkan antara dunia dan akhirat. Di dalam al-Qur’an kata ”barzakh” disebut di tiga ayat, yaitu 23:100, 25:53 dan 55:20. Barzakh yang bermakna kubur terdapat pada surat 23:100. Allah SWT berfirman, ”Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” Sedangkan surat 25:53 dan 55:20 berkaitan dengan dinding pemisah antara dua lautan.

Allah SWT banyak menyebutkan tentang kubur di dalam al-Qur’an baik secara eksplisit maupun implisit, begitu pula Rasulullah SAW di dalam haditsnya yang mulia. Firman Allah SWT tentang alam kubur:

”dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (22:7).

”dan tidak sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.” (35:22)

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.” (60:13)

”pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala.” (70:43)

”kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur.” (80:21)

Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur.” (100:9)

”sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (102:2)

”yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.” (17:52)

”Dan janganlah sekali-kali kamu menshalati (jenazah) seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo’akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (9:84)

”Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (23:16)

”Berkatalah orang-orang yang kafir:”Apakah setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) bapak-bapak kita; apakah sesungguhnya kita akan dikeluarkan (dari kubur)?” (27:67)

”Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (43:11)

Rasulullah SAW bersabda: Apabila seseorang dari kamu berada dalam keadaan tasyahhud, maka hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan berdoa: yang bermaksud: Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon perlindungan kepadaMu dari siksaan Neraka Jahannam, dari siksa Kubur, dari fitnah semasa hidup dan selepas mati serta dari kejahatan fitnah Dajjal.”

Dalam Lu’lu’ wal Marjan hadits no. 1822 – 1826 [4] disebutkan sabda Nabi SAW:

”Sesungguhnya seorang jika mati, diperlihatkan kepadanya tempatnya tiap pagi dan sore. Jika ahli sorga, maka diperlihatkan sorga, dan bila ia ahli nereka (maka diperlihatkan neraka). Maka diberitahu: Itulah tempatmu kelak jika Allah membangkitkanmu di hari kiamat.” (HR. Bukhori dan Muslim)

”Nabi SAW keluar ketika matahari hampir terbenam, lalu beliau mendengar suara, maka bersabda: Orang Yahudi sedang disiksa dalam kuburnya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

”Sesungguhnya seorang hamba jika diletakkan dalam kuburnya dan ditinggal oleh kawan-kawannya, maka didatangi dua malaikat, lalu mendudukannya keduanya dan menanyakan: Apakah pendapatmu terhadap orang itu (Muhammad SAW)? Adapun orang beriman maka menjawab, ’Aku bersaksi bahwa dia hamba Allah dan utusanNya.’ Lalu diberitahu: Lihatlah tempatmu di api neraka, Allah telah mengganti untukmu tempat di sorga, lalu dapat melihat keduanya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

”Seorang mu’min jika didudukkan dalam kuburnya, didatangi dua malaikat, kemudian dia mengucapkan, ’Asyhadu an laa ilaaha illallah wa anna Muhammadan Rasulullah’ maka itulah arti firman Allah, ’Allah akan menetapkan orang yang beriman dengan kalimat yang kokoh (14:27)’.” (HR. Bukhori dan Muslim)

”Ketika selesai Perang Badr, Nabi SAW menyuruh supaya melemparkan dua puluh empat tokoh Quraisy dalam satu sumur di Badr yang sudah rusak. Dan biasanya Nabi SAW jika menang pada suatu kaum maka tinggal di lapangan selama tiga hari, dan pada hari ketiga seusai Perang Badr itu, Nabi SAW menyuruh mempersiapkan kendaraannya, dan ketika sudah selesai beliau berjalan dan diikuti oleh sahabatnya, yang mengira Nabi akan berhajat. Tiba-tiba beliau berdiri di tepi sumur lalu memanggil nama-nama tokoh-tokoh Quraisy itu: Ya Fulan bin Fulan, ya Fulan bin Fulan, apakah kalian suka sekiranya kalian taat kepada Allah dan Rasulullah, sebab kami telah merasakan apa yang dijanjikan Tuhan kami itu benar, apakah kalian juga merasakan apa yang dijanjikan Tuhanmu itu benar? Maka Nabi ditegur oleh Umar: Ya Rasulallah, mengapakah engkau bicara dengan jasad yang tidak bernyawa? Jawab Nabi: Demi Allah yang jiwaku di TanganNya, kalian tidak lebih mendengar terhadap suaraku ini dari mereka.” (HR. Bukhori dan Muslim)